Memeras cuan segar minuman jeruk peras

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Memeras cuan segar minuman jeruk peras Jumat, 12 Mei 2017 / 15:20 WIB

JAKARTA. Prospek bisnis minuman masih segar. Selain bisa mendatangkan untung tebal, pasar minuman sangat luas dan selalu ada. Para pelaku usaha kuliner pun seperti tak berhenti menawarkan peluang bisnis minuman.

Seperti Herawati Lucky Andini, pemilik Tama Jeruk Peras. Merintis usaha sejak 2012, Herawati baru menawarkan waralaba usahanya yang berpusat di Jawa Timur tahun lalu. Kini, Tama Jeruk Peras memiliki belasan mitra yang tersebar di Jawa Timur.

Ada empat paket kemitraan Tama Jeruk Peras. Mulai paket portable senilai Rp 6 juta, paket booth senilai Rp 12 juta, paket kedai senilai Rp 17 juta, dan paket PBM senilai Rp 60 juta.

Semua mitra akan mendapatkan booth dan peralatan lengkap siap jual. Perbedaan nilai paket tersebut ada pada bahan baku awal. Selain bahan baku, konsep gerai tiap-tiap paket juga berbeda. Khusus paket PBM mitra akan mendapat dua booth yang terdiri dari booth permanen seperti tenant yang ada di mal, satu booth kecil sebagai tambahan.

Untuk menjaga kualitas rasa, Herawati menganjurkan kepada mitranya untuk membeli jeruk di pusat. Sebab, Tama Jeruk Peras menggunakan bahan baku jeruk asli dari Malang. Jeruk panen perkebunan mereka sendiri inilah yang menjadi keunggulannya. Harga jeruknya Rp 8.900 per kilogram (kg). Waralaba ini tak menetapkan biaya royalti.

Herawati memperkirakan mitra bisa mendapatkan modalnya kembali dalam 10 bulan. Asal, mitra bisa menjual 150 cup per hari. Perhitungan ini ditujukan bagi mitra yang mengambil paket PBM. Dengan harga berkisar Rp 15.000-Rp 22.000 per cup, mitra diperkirakan bisa meraup omzet Rp 10 juta-Rp 25 juta per bulan. Laba bersih gerai Tama Jeruk Peras bisa mencapai 70%.

Cermati tawarannya

Uniknya, pada tawaran ini, khusus bagi mitra PBM juga akan mendapat lahan atau memiliki saham dari 100 pohon apel di perkebunan milik pusat. Melalui pohon apel tersebut, Herawati memberikan garansi uang modal akan kembali apabila dalam lima tahun mitra belum balik modal. “Jadi bila mitra sudah bergabung, namun dia tidak melanjutkan penjualan, dia masih dapat pemasukan dari saham yang ditaruh pada pohon apel,” kata Herawati.

Proyeksinya, mitra bisa mendapat uang sebesar Rp 12,5 sampai dengan Rp 15 juta setiap tahunnya ketika pohon apel dipanen.

Menurut Levita Supit, Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), tawaran kemitraan ini akan menarik bila bisnis jeruk peras ini memiliki kelebihan. Nilai investasi dengan hanya menjual jeruk peras sebesar Rp 60 juta cukup mahal. Levita pun menyarankan mitra untuk mencari lokasi yang target segmen menengah dan menengah ke atas.

Soal tawaran saham di pohon apel, ada baiknya juga mitra mempertimbangkan secara matang. "Ingat ada kemungkinan buruk, bagaimana kalau panen gagal, lalu apakah ada jaminannya?," kata Levita.

Seringkali kendala dalam bisnis ini adalah terkadang franchisor belum balik modal tetapi sudah menjual franchise-nya. Cermati dan pelajari setiap tawaran jaminan yang diberikan franchisor. Baiknya mitra juga harus melihat perkembangan pada bisnis yang mau dibeli dengan melakukan survei di beberapa outlet.

Tama Jeruk Peras Perum Delta Sari Indah Blok J47, Waru, Sidoarjo HP. 081938051550

Reporter Danielisa Putriadita Editor Havid Vebri

USAHA IKM

  1. Modal enteng berinvestasi reksadana
  2. Bagaimana nasib IHSG Jumat besok? ini prediksinya
  3. Lapangan Puputan Bali dipenuhi massa dukung Ahok
  4. Politik identitas dalam kasus Ahok
  5. BUMI ubah rights issue seri B menjadi Rp 1
  1. Advan G1 Sabet Predikat Produk Terlaris of The Week di Lazada dan Blibli.com
  2. Sandiaga Uno minta maaf menerobos jalur busway
  3. OJK telisik pembatalan akuisisi WOMF
  4. Bubarkan HTI, pemerintah tempuh jalur hukum
  5. Reliance: Akuisisi WOM Finance belum berakhir

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply