Gaung bisnis kebab belum ada matinya. Peluang kemitraan kebab terus bermunculan. Salah satunya ditawarkan oleh Fatimah Kebab. Merek usaha di bawah bendera Fatimah Grup ini berdiri 2011 di Jakarta Selatan.
Awalnya, Muklis, sang pemilik, hanya mengelola Fatimah Kebab secara pribadi. Sejak 2015, ia mulai menawarkan kemitraan. Saat ini, Fatimah Kebab sudah memiliki dua mitra di sekitar Jakarta Selatan. “Banyak yang minat di luar Jakarta, tapi susah untuk pengirimannya,” ujar Muklis.
Muklim mengemas dua model kemitraan. Pertama. dengan sistem jual putus. Paket kemitraannya bernilai Rp 5 juta. Di dalamnya tercakup peralatan lengkap, bahan baku, serta training.
Bahan baku awal yang didapatkan mitra dengan paket Rp 5 juta adalah 100 porsi kebab. Sebelum resmi berjualan, mitra akan mendapatkan training selama seminggu di gerai mitra.
Paket kemitraan dengan sistem jual putus ini tak ada biaya royalti. Masa kontrak kerjasama pun tak dibatasi. Mitra boleh pakai merek Fatimah Kebab selama masih pasok bahan baku dari pusat.
Selain paket jual putus, Muklis juga menyediakan paket kemitraan dengan sistem full management. Mitra hanya tanamkan modal sekurang-kurangnya Rp 10 juta. Semua pengelolaan gerai diserahkan kepada pusat Fatimah Kebab. “Untung ataupun rugi, mitra tetap akan dapat 7% dari nilai investasi awal setiap bulannya,” ujar Muklis.
Meskipun pengelolaan penuh dari pusat, mitra yang memilih paket investasi ini tetap diperbolehkan untuk campur tangan dalam gerai miliknya. Jika suatu saat mitra ingin mengambil alih gerainya, pusat pun akan memperkenankan. “Minimal tiga bulan dikelola oleh pusat, setelah itu mitra boleh ambil alih gerai. Semua peralatan jadi milik mita,” tutur Muklis.
Setiap gerai Fatimah Kebab menjual kebab dengan rentang harga Rp 8.000-Rp 15.000 per porsi. Targetnya mitra bisa raup omzet rata-rata Rp 500.000 per hari. Dengan estimasi keuntungan hingga 150%, mitra diproyeksikan bisa balik modal dalam tiga hingga lima bulan.
Sejauh ini, Muklis bilang ia tak pasang target untuk penambahan jumlah mitra. Saat ini, ia masih fokus untuk mengembangkan usaha di wilayah Jakarta. “Kami belum sampai keluar, masih di Jakarta dulu aja,” tutur dia.
Menakar wangi peluang gerai Kebab Fatima
PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Menakar wangi peluang gerai Kebab Fatima Kamis, 27 Juli 2017 / 12:30 WIB
Gaung bisnis kebab belum ada matinya. Peluang kemitraan kebab terus bermunculan. Salah satunya ditawarkan oleh Fatimah Kebab. Merek usaha di bawah bendera Fatimah Grup ini berdiri 2011 di Jakarta Selatan.
Awalnya, Muklis, sang pemilik, hanya mengelola Fatimah Kebab secara pribadi. Sejak 2015, ia mulai menawarkan kemitraan. Saat ini, Fatimah Kebab sudah memiliki dua mitra di sekitar Jakarta Selatan. “Banyak yang minat di luar Jakarta, tapi susah untuk pengirimannya,” ujar Muklis.
Muklim mengemas dua model kemitraan. Pertama. dengan sistem jual putus. Paket kemitraannya bernilai Rp 5 juta. Di dalamnya tercakup peralatan lengkap, bahan baku, serta training.
Bahan baku awal yang didapatkan mitra dengan paket Rp 5 juta adalah 100 porsi kebab. Sebelum resmi berjualan, mitra akan mendapatkan training selama seminggu di gerai mitra.
Paket kemitraan dengan sistem jual putus ini tak ada biaya royalti. Masa kontrak kerjasama pun tak dibatasi. Mitra boleh pakai merek Fatimah Kebab selama masih pasok bahan baku dari pusat.
Selain paket jual putus, Muklis juga menyediakan paket kemitraan dengan sistem full management. Mitra hanya tanamkan modal sekurang-kurangnya Rp 10 juta. Semua pengelolaan gerai diserahkan kepada pusat Fatimah Kebab. “Untung ataupun rugi, mitra tetap akan dapat 7% dari nilai investasi awal setiap bulannya,” ujar Muklis.
Meskipun pengelolaan penuh dari pusat, mitra yang memilih paket investasi ini tetap diperbolehkan untuk campur tangan dalam gerai miliknya. Jika suatu saat mitra ingin mengambil alih gerainya, pusat pun akan memperkenankan. “Minimal tiga bulan dikelola oleh pusat, setelah itu mitra boleh ambil alih gerai. Semua peralatan jadi milik mita,” tutur Muklis.
Setiap gerai Fatimah Kebab menjual kebab dengan rentang harga Rp 8.000-Rp 15.000 per porsi. Targetnya mitra bisa raup omzet rata-rata Rp 500.000 per hari. Dengan estimasi keuntungan hingga 150%, mitra diproyeksikan bisa balik modal dalam tiga hingga lima bulan.
Sejauh ini, Muklis bilang ia tak pasang target untuk penambahan jumlah mitra. Saat ini, ia masih fokus untuk mengembangkan usaha di wilayah Jakarta. “Kami belum sampai keluar, masih di Jakarta dulu aja,” tutur dia.
Reporter Nisa Dwiresya Putri Editor Johana K.
KEMITRAAN
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]