Mengintip valuasi bisnis startup Indonesia (1)

PELUANG USAHA / START UP Mengintip valuasi bisnis startup Indonesia (1) Senin, 29 Mei 2017 / 16:23 WIB Mengintip valuasi bisnis startup Indonesia (1)

JAKARTA. Startup berbasis teknologi, kini sedang booming di Indonesia. Maklum, sektor ini yang paling kentara dibandingkan dengan lainnya. Bahkan, investor ramai-ramai menyuntikkan dana kesana.

Penyuntikan modal ini tidak sembarangan. Pasalnya, para investor melihat startup tersebut berpotensi menjadi bisnis raksasa (unicorn). Meski baru seumur jagung, beberapa startup dalam negeri makin menggeliat dan mempunyai nilai valuasi fantastis.

Sampai sekarang, Gojek bertengger diposisi puncak. Berdasarkan riset KONTAN, total valuasi bisnis transportasi online ini sekitar US$ 1,3 miliar. Beberapa bulan lalu, perusahaan yang dibesut oleh Nadiem Makarim ini baru mendapatkan kucuran dana dari investor. Sayangnya, tim KONTAN, tidak dapat menghubungi pihak Gojek untuk konfirmasi.

Tokopedia menyusul pada posisi kedua dengan valuasi sebesar US$ 1 miliar. Ketiga adalah Traveloka yang juga sebesar US$ 1 miliar.

Ben Soebiakto CEO Oktovate Group menilai Gojek pantas untuk menyandang status jawara dibisnis startup. Alasannya, mereka telah mempunyai ekosistem. Sebab, mereka tidak hanya sekedar transportasi online tapi juga memberikan pelayanan lainnya mulai dari pengiriman barang sampai dengan belanja kebutuhan. Pembayarannya pun sudah didukung dengan aplikasi Gopay. "Gojek pun juga sudah berkembang di luar Jakarta serta mempunyai ekosistem yang baik seperti kerjasama dengan vendor lainnya," terangnya.

Menurut Ben, ada tiga faktor yang menentukan besaran valuasi dari sebuah startup yaitu market size, posisi pasar dan ekosistem. Bila ketiga hal tersebut disatukan nilai startup bakal meroket dan dilirik oleh para investor.

Ketiga startup tersebut terbukti mempunyai market size dan digunakan oleh ribuan pengguna. Lihat saja, Gojek sudah ekspansi dibeberapa kota besar diluar Jakarta seperti, Bandung, Surabaya, Yogayakarta, dan lainnya.

Sementara, Heru Sutadi, Executive Director Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Institute mengatakan penentuan nilai valuasi dipengaruhi oleh jumlah pengguna aktif, jumlah pengunduh aplikasi, serta pendapatan dari startup.

Para unicorn saat ini pun dapat dipastikan dulunya harus melewati masa-masa sulit atau kerugian. Karakter startup dituntut harus terus tumbuh. Mereka memang dituntut untuk tumbuh dan berkembang secara layanan dan bisnis. Kebanyakan dana masuk digunakan untuk development teknologi dan servis.

Tapi, kerugian tersebut bakal berbuah manis saat mata investor mulai melirik dan tertarik untuk menanamkan modal. Kebayakan, mereka mau memberikan suntikan dana segar dengan alasan usaha tersebut unik, memberikan dampak pada pengguna serta berpotensi untuk menjadi lebih besar.

(Bersambung)

Reporter Danielisa Putriadita, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati Editor Havid Vebri

USAHA IKM

  1. Tahun depan Ditjen Pajak siap kelola big data
  2. Dana asing keluar dari SBN cuma sementara
  3. Lebaran, angkutan barang dilarang di tol Jawa
  4. Mandiri siapkan Rp 4 triliun untuk LRT
  5. Jonan buat aturan kontroversial di minerba (2)
  1. Di balik alasan Ahok batal ajukan banding
  2. Pisah dari Kemkeu, aparat Pajak makin galak
  3. Eh, ada yang menyediakan modal usaha
  4. Auditor utama BPK terjaring OTT KPK
  5. AJI kecam aksi FPI intimidasi pengguna medsos

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply