KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tinta emas kembali ditorehkan Wonderful Indonesia di ajang 14th UNWTO Awards 2018. Hal itu terjadi setelah startup asal Solo Triponyu.com terpilih menjadi pemenang di kategori Non-Government Innovation.
Penghargaan tersebut diterima langsung pendiri Triponyu Agustinus Adhitya dan Alfonsus Aditya. Mereka terlihat kompak dalam balutan batik khas Solo. Rona kebahagiaan pun terpancar dari keduanya.
"Mari kita jadikan pariwisata Indonesia menjadi yang terbaik. Ini bukan capaian akhir, namun ini adalah awal," kata Agustinus Adhitya dalam keterangan pers. Penghargaan tersebut datang dari United Nation World Tourist Organization (UNWTO), badan dunia milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pariwisata.
Harus diakui, Triponyu.com sangat cerdas membaca peluang. Mereka jeli membaca pesatnya aplikasi teknologi digital oleh masyarakat. Disaat banyak e-commerce bergerak di jasa jual beli barang, Triponyu justru menawarkan jasa lain. Mereka memilih platform bisnis pariwisata. Menjadi jembatan bagi para traveler dengan local guides.
Hasilnya, lapangan pekerjaan pun tercipta bagi masyarakat sekitar sebagai local guides. Ujungnya masyarakat sejahtera, lalu cagar budaya dan alam lestari. Sebagai nominator Non-government Innovation, Triponyu bersaing dengan kandidat lain yaitu The Sumba Hospitality Foundation. Hasilnya, Sumba finis di urutan tiga kategori ini.
Menteri Pariwisata (Menpar) Indonesia, Arief Yahya yang turut hadir di Madrid mengatakan, prestasi Triponyu jadi momentum untuk terus mengibarkan pariwisata Indonesia.
Startup pariwisata asal Solo, Triponyu, jadi jawara UNWTO Award 2018
PELUANG USAHA / START UP Startup pariwisata asal Solo, Triponyu, jadi jawara UNWTO Award 2018 Jumat, 19 Januari 2018 / 11:15 WIB BERITA TERKAIT
Samosir punya kapal wisata unik
Wisata instagramable jadi gaya hidup dunia
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tinta emas kembali ditorehkan Wonderful Indonesia di ajang 14th UNWTO Awards 2018. Hal itu terjadi setelah startup asal Solo Triponyu.com terpilih menjadi pemenang di kategori Non-Government Innovation.
Penghargaan tersebut diterima langsung pendiri Triponyu Agustinus Adhitya dan Alfonsus Aditya. Mereka terlihat kompak dalam balutan batik khas Solo. Rona kebahagiaan pun terpancar dari keduanya.
BACA JUGA :
"Mari kita jadikan pariwisata Indonesia menjadi yang terbaik. Ini bukan capaian akhir, namun ini adalah awal," kata Agustinus Adhitya dalam keterangan pers. Penghargaan tersebut datang dari United Nation World Tourist Organization (UNWTO), badan dunia milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pariwisata.
Harus diakui, Triponyu.com sangat cerdas membaca peluang. Mereka jeli membaca pesatnya aplikasi teknologi digital oleh masyarakat. Disaat banyak e-commerce bergerak di jasa jual beli barang, Triponyu justru menawarkan jasa lain. Mereka memilih platform bisnis pariwisata. Menjadi jembatan bagi para traveler dengan local guides.
Hasilnya, lapangan pekerjaan pun tercipta bagi masyarakat sekitar sebagai local guides. Ujungnya masyarakat sejahtera, lalu cagar budaya dan alam lestari. Sebagai nominator Non-government Innovation, Triponyu bersaing dengan kandidat lain yaitu The Sumba Hospitality Foundation. Hasilnya, Sumba finis di urutan tiga kategori ini.
Menteri Pariwisata (Menpar) Indonesia, Arief Yahya yang turut hadir di Madrid mengatakan, prestasi Triponyu jadi momentum untuk terus mengibarkan pariwisata Indonesia.
Reporter Jane Aprilyani
STARTUP
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=GDUlEJF8ZHg]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]