Untung lebih tebal, desainer rambah pasar online

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA, INDUSTRI KREATIF Untung lebih tebal, desainer rambah pasar online Kamis, 07 Desember 2017 / 11:15 WIB Untung lebih tebal, desainer rambah pasar online

KONTAN.CO.ID – Perkembangan dunia teknologi telah mengubah perilaku masyarakat. Yang tadinya mereka gemar berbelanja dengan langsung datang ke toko, kini menyerbu gerai online, lewat e-commarce ataupun marketplace.

Sejumlah gerai fisik pun kian sepi pembeli. Bila ingin bertahan, mereka harus ikut arus dengan masuk ke jaringan online. Melihat fenomena tersebut, para fesyen disainer dalam negeri pun mulai menggeser strategi penjualannya. Seperti , Danjyo Hiyoji yang sudah merambah penjualan produknya secara digital setahun terakhir ini.

Danu Maulana, Bussiness Director Danjyo Hiyoji mengatakan, langkah ini mereka lakukan setelah terjadi penurunan pembelian di gerai mereka. Alhasil, mulai tahun 2015 lalu, dia memutuskan untuk menutup satu persatu gerai fisiknya yang kebanyakan berada di pusat perbelanjaan di Jakarta dan Surabaya. "Kami tarik semuanya pelan-pelan sampai Januari 2016 karena banyak yang tidak jalan," jelas Danu. Bahkan, Capsule Colection yang menjadi biasanya cepat terjual, terlihat lambat sekali penjualannya.

Sembari menarik produk, Danu mulai membangun e-commarce dengan alamat www.danjyohiyoji.com. Tidak hanya itu, ia juga menjalin kerjasama dengan marketplace.

Meski terlihat berat, hasil yang didapatkannya pun memuaskan. Tingkat penjualannya naik drastis. Yang tadinya stok menumpuk, kini jumlahnya makin menipis. Sayangnya, Danu enggan menyebutkan nilai penjualan.

Dalam sebulan, total produksi Danjyo Hiyogi mencapai 500-1.000 helai pakaian. Seluruhnya digunakan untuk memenuhi pasar lokal. Harga yang dibanderol mulai dari Rp 350.000 sampai dengan Rp 1,5 juta per helai.

Fesyen desainer lainnya yang mulai menjajal pasar online adalah Barli Asmara, yang sudah menyiapkan lapaknya sendiri BarliAsmara.id sejak tahun lalu. Namun, tak hanya mengandalkan akun pribadinya, dia juga berkerjasama dengan sejumlah e-commerce di Indonesia seperti JD.ID dan Zalora.

Koleksi ready to wear yang modern dan tetap mempertahankan kualitas menjadi produk andalannya. Dalam sebulan, dia bisa memproduksi sekitar 1.000 pieces.

Barli pun mengakui, penjualan online sangat bagus. "Saat ini perbandingannya antara offline dan online sekitar 20% dan 80% ," katanya.

Selain itu, penjualan melalui media digital ini dianggap lebih menguntungkan karena harga jual produk bisa lebih rendah ketimbang masuk dalam pusat perbelanjaan. Dia mematok kisaran harga busananya mulai dari Rp 450.000 sampai Rp 1 juta per helai.
Fesyen desainer kondang ini memutuskan bermigrasi kedalam penjualan online, setelah melalui riset dan melihat fenomena makin lemahnya penjualan pada gerai offline.

Selanjutnya Halaman 1 2 Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.

0

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=NlBJJUu7JsQ]

  1. Tarif EDC naik jadi 0,15%, ini penjelasan BCA
  2. Saham BUMN konstruksi ambruk
  3. Dunia ubah sistem pajak, Indonesia tak ingin rugi
  4. Kata analis tentang kas emiten konstruksi BUMN
  5. China kurangi impor batubara
  1. Bank Indonesia larang bitcoin mulai 2018
  2. Kerugian investasi ilegal capai Rp 100 T
  3. Eh, ada yang menyediakan modal usaha
  4. Upaya selamatkan jaminan kesehatan (1)
  5. Wow, laba bersih BUMI masih melesat

Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]

Leave a Reply