Waralaba asing merangsek pasar Indonesia

PELUANG USAHA / PELUANG USAHA Waralaba asing merangsek pasar Indonesia Sabtu, 03 September 2016 / 15:53 WIB Waralaba asing merangsek pasar Indonesia

JAKARTA. Di tengah kondisi ekonomi global yang belum kunjung pulih, ternyata waralaba asing masih terus berekspansi di Indonesia. Mereka terus menjaring mitra lokal lewat pameran waralaba. Seperti terlihat pada Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2016. Dari total 350 peserta, sebagian besar merupakan waralaba asing. "Sekitar 60% peserta adalah pemain asing," ujar Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba, Lisensi dan Kemitraan Kadin.

Pemain asing itu berasal dari Singapura, Thailand, Taiwan, Malaysia, China, Korea, Jepang, Australia, dan AS. Misalnya, Hi-5 dari Singapura, Hokkaido Milk dan JD Pool dari Thailand, Let's Popcorn dari Kuwait, Mad Max dari Australia. Namun, tak hanya merek asing berekspansi. Waralaba lokal juga kian berani menyerbu negara lain. Levita G. Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) mengungkapkan, ada 20 merek waralaba asal Indonesia yang sudah menjangkau negara lain, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Timur Tengah. "Saat ini, kami juga sedang menjalin komunikasi dengan asosiasi di Moskow," katanya.

Amir menyebut, waralaba lokal menyimpan potensi besar di pasar internasional. "Saat pameran di Rusia, animo masyarakat terhadap waralaba kuliner Indonesia sangat baik," ucapnya. Karena itu, ia yakin, prospek pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia kian baik, khususnya yang menyasar wilayah Indonesia bagian timur," ujar Amir.

Sebagai informasi, tahun 2015 lalu, anggota WALI mencapai 1.500 merek dan terus bertumbuh 20% per tahun. "Total jumlahnya lebih dari 25.000 gerai," kata Levita. Sampai saat ini, sektor yang paling diminati ialah waralaba makanan dan minuman, dilanjutkan sektor jasa, seperti spa, perawatan tubuh, dan travelling. "Baik pemain waralaba lokal maupun asing pada sektor ini bisa berkembang baik," tutur Levita.

Hanya, waralaba lokal masih punya kendala untuk ekspansi ke pasar mancanegara. Mereka butuh dukungan pemerintah. “Selama ini, semua biaya pameran ditanggung mandiri, berbeda dengan asing yang dibiayai oleh pemerintahnya," ujar Amir. Dalam pameran kali ini, Panorama sebagai penyelenggara FLEI menargetkan transaksi hingga Rp 900 miliar atau naik dari tahun 2015 yang sebesar Rp 600 miliar.

Reporter Elisabeth Adventa, Teodosius Domina Editor Rizki Caturini

BISNIS WARALABA

  1. Kemkeu merevisi dua aturan amnesti pajak
  2. The Fed dan krisis kredibilitas
  3. Market bisa bernafas lega, Fed tahan suku bunga
  4. Bos Sidomuncul, Irwan tak akan ikut tax amnesty
  5. Repatriasi tax amnesty tak harus uang tunai
  1. Google bisa kena pajak Rp 5,5 triliun
  2. Pemeriksaan pajak akan kembali diintensifkan
  3. Saatnya mengembalikan kedaulatan energi
  4. Bank Singapura jegal amnesti pajak
  5. Saham gocap dihapus, kritik mulai berdatangan

Feedback ↑ x Feedback ↓ x

Leave a Reply