KONTAN.CO.ID – Mengunjungi kota terbesar di Sumatra ini, belum lengkap bila tak menjajal kuliner setempat. Memang bukan rahasia lagi bila Medan menyimpan beragam kuliner yang wajib untuk dicoba.
Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah manisan buah. Makanan ini cukup mudah ditemukan, mulai dari toko oleh-oleh sampai dalam pasar tradisional.
Pasar Ramai yang berada di jalan M.H Thamrin, Pandau Hulu I, Medan Kota, Kota Medan sudah lama kesohor sebagai pusat manisan. Pedagangnya pun terlihat berjajar tak jauh dari pintu masuk.
Ada sekitar lima pedagang yang menyediakan berbagai macam manisan buah seperti mangga, jambu, pala, salak, cerry dan lainnya. Seluruh manisan yang dijajakan ditata rapi dalam wadah plastik bening. Para pedagang pun tidak sungkan-sungkan untuk memberikan tester produk guna memikat pengunjung. Jika ingin berburu manisan, Anda bisa datang sejak pukul 07.00-18.00 WIB.
Nita, salah satu pedagang mengaku, manisan biasanya diserbu pembeli menjelang tahun baru Imlek dan hari raya Idul Fitri. Penjualannya akan meningkat. "Pokoknya ramailah disini, berbeda dengan hari-hari biasa," katanya pada KONTAN. Jenis manisan yang paling banyak dicari adalah mangga dan salak.
Harga manisan bisa berubah setiap harinya. Patokan harga ini menyesuaikan harga beli bahan baku yang juga kerap naik turun. Perempuan bermata sipit ini mengatakan, saat sedang tidak musim mangga, harga jual manisannya dapat naik sekitar 15%-20%. Saat itu, dia membandrol harga manisan mangganya sekitar Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kilogram.
Saat gerai tutup, para pedagang ini tak perlu repot memiliki kulkas atau membawa pulang kembali seluruh manisan yang tidak laku. Mereka hanya memindahkannya kedalam lemari. Nita bilang, air gula yang ada dalam manisan sudah menjadi pengawet alami.
Produknya pun dapat bertahan hingga tiga minggu. Meski tak disimpan dalam lemari pendingin. Asal tahu saja, usaha manisannya sudah dimulai dibuka lebih dari 20 tahun oleh orang tuanya. Kini, perempuan berambut sebahu ini menjadi penerus.
Kota Medan juga terkenal dengan manisan jambu. Sayangnya, tak banyak pedagang manisan di Pasar Ramai yang menjajakan jenis manisan ini. Nita bilang, ada teknik tersendiri untuk membuat manisan jambu.
Manisan jambu dari Medan bisanya terbuat dari jambu klutuk. Berbeda dengan jenis manisan lainnya, daya tahan manisan jambu terbatas. Biasanya, hanya sampai tiga hari tanpa pendingin.
Satu kantong manisan jambu cukup murah, yakni sekitar Rp 15.000 lengkap dengan sambal atau garam cocolannya. Rasanya unik karena ada padu-padan manis dan asam, dengan tekstur renyah. Manisan ini memang cocok bila dijadikan teman melepas lelah saat siang atau sore hari.
Yuk, berburu manisan buah di Medan
PELUANG USAHA / SENTRA USAHA Yuk, berburu manisan buah di Medan Jumat, 06 Oktober 2017 / 14:10 WIB
KONTAN.CO.ID – Mengunjungi kota terbesar di Sumatra ini, belum lengkap bila tak menjajal kuliner setempat. Memang bukan rahasia lagi bila Medan menyimpan beragam kuliner yang wajib untuk dicoba.
Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah manisan buah. Makanan ini cukup mudah ditemukan, mulai dari toko oleh-oleh sampai dalam pasar tradisional.
Pasar Ramai yang berada di jalan M.H Thamrin, Pandau Hulu I, Medan Kota, Kota Medan sudah lama kesohor sebagai pusat manisan. Pedagangnya pun terlihat berjajar tak jauh dari pintu masuk.
Ada sekitar lima pedagang yang menyediakan berbagai macam manisan buah seperti mangga, jambu, pala, salak, cerry dan lainnya. Seluruh manisan yang dijajakan ditata rapi dalam wadah plastik bening. Para pedagang pun tidak sungkan-sungkan untuk memberikan tester produk guna memikat pengunjung. Jika ingin berburu manisan, Anda bisa datang sejak pukul 07.00-18.00 WIB.
Nita, salah satu pedagang mengaku, manisan biasanya diserbu pembeli menjelang tahun baru Imlek dan hari raya Idul Fitri. Penjualannya akan meningkat. "Pokoknya ramailah disini, berbeda dengan hari-hari biasa," katanya pada KONTAN. Jenis manisan yang paling banyak dicari adalah mangga dan salak.
Harga manisan bisa berubah setiap harinya. Patokan harga ini menyesuaikan harga beli bahan baku yang juga kerap naik turun. Perempuan bermata sipit ini mengatakan, saat sedang tidak musim mangga, harga jual manisannya dapat naik sekitar 15%-20%. Saat itu, dia membandrol harga manisan mangganya sekitar Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kilogram.
Saat gerai tutup, para pedagang ini tak perlu repot memiliki kulkas atau membawa pulang kembali seluruh manisan yang tidak laku. Mereka hanya memindahkannya kedalam lemari. Nita bilang, air gula yang ada dalam manisan sudah menjadi pengawet alami.
Produknya pun dapat bertahan hingga tiga minggu. Meski tak disimpan dalam lemari pendingin. Asal tahu saja, usaha manisannya sudah dimulai dibuka lebih dari 20 tahun oleh orang tuanya. Kini, perempuan berambut sebahu ini menjadi penerus.
Kota Medan juga terkenal dengan manisan jambu. Sayangnya, tak banyak pedagang manisan di Pasar Ramai yang menjajakan jenis manisan ini. Nita bilang, ada teknik tersendiri untuk membuat manisan jambu.
Manisan jambu dari Medan bisanya terbuat dari jambu klutuk. Berbeda dengan jenis manisan lainnya, daya tahan manisan jambu terbatas. Biasanya, hanya sampai tiga hari tanpa pendingin.
Satu kantong manisan jambu cukup murah, yakni sekitar Rp 15.000 lengkap dengan sambal atau garam cocolannya. Rasanya unik karena ada padu-padan manis dan asam, dengan tekstur renyah. Manisan ini memang cocok bila dijadikan teman melepas lelah saat siang atau sore hari.
Reporter Tri Sulistiowati Editor Johana K.
SENTRA UKM
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=8Joof_3Cqtg]
Feedback ↑ x Feedback ↓ x Close [X]